Senin, 26 Maret 2012

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM BERWIRAUSAHA

 

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM BERWIRAUSAHA

1. Menjelaskan pengertian komitmen
          Menurut kamus besar bahasa Indonesia,komitmen adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu.Berdasarkan pengertian tersebut dapat didefinisikan bahwa komitmen dalam berwirausaha adalah suatu keterikatan diri dan keinginan yang kuat untuk membangun,memajukan,dan mempertahankan keberadaan usahanya dalam situasi apapun.
ada 2 (dua) faktor utama yang membuat orang tidak dapat mempertahankan komitmen yang telah ia buat sebelumnya, yaitu :
1. Internal (diri sendiri) 
seperti :
·   Ceroboh saat akan mengambil keputusan, sehingga menyesal dikemudian hari.
· Kurang berpikir panjang sewaktu menganalisa resiko-resiko yang akan dihadapi                 apabila ia mengambil keputusan.
·    Keyakinan goyah disebabkan karena seseorang tidak kuat mentalnya.
2. Eksternal (di luar diri sendiri) 
    seperti :
·     Lingkungan.
   Seringkali karena pengaruh lingkungan, seseorang gagal dalam mempertahankan     komitmennya. Didalamnya termasuk peran keluarga, pasangan, atau sahabat/teman.
·    Gaya hidup yang tidak benar.
       Perkembangan jaman, selain membawa dampak positif, juga terkadang membawa   dampak negatif bagi seseorang.
·   Pengaruh uang.
        Tidak bisa dipungkiri, uang memiliki power yang besar dalam hidup ini. Apabila seseorang tidak kuat mental, komitmen yang dibuat seseorang dapat kandas di tengah jalan.
·    Tidak tahan pada pasang surut kehidupan.
     Beberapa orang dapat terpengaruh akibat kehidupan yang dijalaninya, sehingga ia    menyerah pada kehidupan.

     Untuk membangun komitmen dalam berwirausaha diperlukan kekuatan pribadi setiap wirausaha,contohnya:
1. kesabaran dan ketabahan
2. keinginan keras untuk maju
3. keyakinan kuat untuk maju
4. keuletan dan ketekunan
5. pemikiran yang kreatif dan konstruktif
6. ketahanan mental dan fisik
7. tanggung jawab dan jujur.
  
2.  PENTINGNYA KOMITMEN TINGGI DALAM BERIWAUSAHA
Tanpa usaha yang sungguh-sunguh dan komitmen tinggi terhadap pekerjaan yang digelutinya maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu penting sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya.
Pentingnya komitmen tinggi bagi wirausaha adalah :
1.    Bisa mendapatkan hasil maksimal dengan sumber daya minimal
2.    Dapat menggunakan sumber daya secara efesien
3.    Menerapkan dan meningkatkan serta memajukan perusahaan
4.    Meningkatkan kesuksesan dalam berwirausaha
5.    Meningkatkan rasa kepercayaan
6.   Meningkatan etos semangat kerja bagi pribadi wirausaha dan karyawannya
seorang wirausaha yang memiliki komitmen tinggi didalam usahanya diharapkan :
·   Pantang menyerah terhadap keadaan dan situasi apapun
·    Memiliki semangat dan tahan uji terhadap setiap tantangan
·    Memiliki kesabaran dan ketabahan didalam berusaha
·    Selalu bekerja, berjuang dan rela berkorban

3. FAKTOR – FAKTOR YANG MENUNJUKKAN KOMITMEN TINGGI
       Adapun faktor – faktor yang menunjukan seseorang berkomitmen tinggi terhadap pekerjaan nya adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai Dedikasi yang tinggi
2. Mencintai pekerjaannya
    Dengan mencintai pekerjaan,semua yang dilakukan tidak akan menjadi beban.
3. Selalu Memegang janji
  Dengan dapat memegang janji maka seorang wirausaha akan mendapat kepercaayan dari                                               kolega,pelanggan maupun dari kariyawan
4. Berorientasi pada mutu Hasil kerja
    Dengan menjaga mutu hasil kerja tentu kolega dan pelanggan akan merasa puas dan akan         setia.
5. Mengendalikan diri
       Seorang wirausaha harus dapat menahan diri walaupun dalam keadaan menghadapi   kritik,cercaan,tekanan,teguran,keluhan, dan protes sehingga mampu mencari solusi yang kreatif  dari setiap masalah yang muncul.
6. Tekun dan ulet dalam berkerja
7. Keyakinan diri dan kedisiplinan
     Dengan disiplin seorang wirausaha akan memiliki pola kerja yang teratur dan mampu mengatur waktu dengan baik.

4. JENIS – JENIS KOMITMEN DALAM BERWIRAUSAHA

1.Komitmen terhadap diri sendiri
       Komitmen pada diri sendiri atara lain :
       a.  Komitmen untuk mewujudkan cita – cita
       b.  Komitmen untuk keluar dari kemiskinan
       c.  Komitmen untuk hidup lebih baik
       d.  Komitmen untuk maju,hidup makmur, dan kaya
2. Komitmen pada keluarga (family commitment)
3. Komitmen pada visi bisnis (bussiness commitment)
4. Komitmen kepada orang yang mempercayai (trust bulding commitment)
5. Komitmen kepada konsumen (commitment to customers)
6. Komitmen terhadap lingkungan (environment commitment)
7. Komitmen terhadap aspek sosial ( social commitment)
       contoh nyasebagai berikut :
       a.  Ikut menjaga kebersihan
       b.  Ikut mendukung program masyarakat
8.    Komitmen terhadap etika bisnis (business ethic commitment)

Senin, 12 Maret 2012

Karya Ilmiah Remaja (Remaja dan Kehidupannya)

REMAJA DAN KEHIDUPANNYA




OLEH
MUHAMMAD SOFYAN SAURI









UPTD SMA NEGERI 1 KEJAYAN
JANUARI 2012



LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS MAKALAH BAHASA INDONESIA
Satuan Pendidikan      :  Sekolah Menengah Atas
Program Keahlian       :  IPS

 
Disusun Oleh     :     MUHAMMAD SOFYAN SAURI
Kelas                  :     XI IPS 1
Judul                  :     Remaja Dan Kehidupannya


Tugas makalah Bahasa Indonesia ini telah disahkan dan disetujui untuk di uji.

                                                                Pasuruan,     Januari 2012



                     Mengetahui                                                           Pembimbing
      Kepala SMA Negeri 1 Kejayan




Drs. H. Achmad Zaenal Pribadi M pd                               Sukandar S.Pd  
         NIP. 19631219 198803 1005                               NIP.19631111 198702 1004






KATA PENGANTAR

Remaja merupakan generasi muda penerus bangsa .untuk itu perlu di kembangkan masalah pengendalian terhadap perilaku perilaku remaja agar tidak berada di dalam pergaulan bebas,yang nantinya akan merusak generasi penerus bangsa kita.
Penulis berharap dengan adanya pembahasan masalah pengendalian remaja ini,para generasi muda bisa menjaga diri agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas.

Penulis

Kejayan








Daftar Isi

Lembar Pengesahan ................................................................................    
Kata Pengantar ........................................................................................      
Daftar Isi .................................................................................................       
BAB 1
Pendahuluan ...........................................................................................       
1.1 Latar Belakang .................................................................................        
1.2 Sasaran dan Rumusan Masalah ........................................................        
1.3 Tujuan ..............................................................................................        
1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................................        
BAB II
Pembahasan ...........................................................................................        
2.1 Definisi Remaja Menurut Para Ahli ................................................         
2.2 Menyelami Problema Kehidupan Remaja .......................................         
BAB III
Penutup ..................................................................................................        
3.1 Kesimpulan ......................................................................................        
3.2 Saran ................................................................................................        
Daftar Pustaka ........................................................................................       





BAB 1
PENDAHULUAN


1.1  LATAR BELAKANG
Remaja merupakan salah satu periode kehidupan yang dimulai dengan perubahan biologis pada masa pubertas dan diakhiri dengan masuknya seseorang ke dalam tahap kedewasaan. Dua ratus tahun yang lalu, periode ini tidak dikenali. Kata-kata ‘remaja' belum digunakan, dan masa perkembangan hanya dibedakan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Munculnya kemampuan bereproduksi yang disebut dengan ‘pubertas‘ menjadi batas antara dua tahap perkembangan ini. Munculnya tahap remaja dalam periode kematangan seksual dan sosial ditandai dengan semakin berkembangnya kompleksitas masyarakat. Sejalan dengan makin beragamnya fungsi sosial, semakin meningkat pula kualifikasi yang diperlukan dalam dunia kerja. Hal ini mendorong berkembangnya pendidikan formal. Secara bersamaan, peraturan yang melarang penggunaan tenaga kerja anak-anak, semakin meningkatnya usia harapan hidup, dan faktor lain yang berpengaruh terhadap transformasi sosial memberikan sumbangan terhadap semakin mantabnya masa remaja sebagai salah satu tahap perkembangan yang penting.
Untuk waktu yang lama, remaja dimaknai sebagai masa transisi, tidak lebih dari masa selintas menuju kedewasaan, masa yang ditandai dengan instabilitas dan keresahan. Meskipun remaja bermasalah tidak bisa dianggap mewakili kelompok usia remaja secara keseluruhan, pada saat yang bersamaan remaja dipandang sebagai periode emosi yang tidak stabil dan terganggu, serta masa pemberontakan. Saat ini, dengan pengetahuan ilmiah pada proses pengalaman remaja, masa remaja secara luas dipandang sebagai periode pertumbuhan yang bersemangat, dan kemajuan personal yang pesat. Pertumbuhan bukan secara murni terdiri dari aspek biologis dan pubertas, tetapi juga perubahan mental dan sosial yang membantu membentuk kepribadian masa dewasa.
Jiwa "pemberontakan" yang dilabelkan pada remaja harus dipandang sebagai perspektif orang dewasa, dan bukan sepenuhnyua karakteristik dari kelompok usia ini. Sesungguhnya, yang disebut "pemberontakan" tersebut tidak lebih dari upaya remaja untuk mencari penegasan diri untuk menemukan bahwa dirinya berbeda, dan merupakan proses yang penting dalam tahap-tahap pembentukan kepribadian.


1.2  SASARAN DAN RUMUSAN MASALAH
Penyusunan makalah ini memiliki beberapa rumusan dan sasaran. Sasaran dari penyusunan makalah ini adalah praktisi pendidikan khususnya bagi Siswa-siswi SMA Negeri 1 Kejayan. Sebelum mengrai lebih lanjut lagi, penulis ingin merumuskan masalah terlebih dahulu yaitu :
1.      Apa Pengertian Remaja?
2.      Berusaha Menyelami Problema Kehidupan Remaja?

1.3    TUJUAN
Sesuai dengan permasalahan diatas, tujuan yang dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut :
  1. Mendiskripsikan Pengertian Remaja.
  2. Mendiskripsikan Problema Kehidupan Remaja.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan di buatnya makalah ini para remaja bisa tahu betapa pentingnya peranan remaja dalam menentukan kehidupan yang lebih baik. Dan lebih bisa berhati hati dalam bergaul agar bisa menjadi generasi muda yang baik pula.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Remaja Menurut Para Ahli

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) adalah:
masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa adolescene diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir.  Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006:  192)
Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologi

2.2 Menyelami Problema Kehidupan Remaja
Dunia remaja selalu identik dengan problem. Bukan remaja kalau bukan punya problem, begitulah kira-kira ungkapan yang tepat. Akibatnya, kini banyak orangtua yang bingung menghadapi anaknya ketika memasuki usia remaja. Bahkan, kadangkala orangtua ikut larut stress lantaran anaknya yang sedang menghadapi usia-usia transisi (remaja).
Di Amerika Serikat, pernah dilakukan sebuah penelitian tentang kehidupan remaja. Dari penelitian itu merekomendasikan bahwa kaula muda (remaja) adalah tempat berseminya sebuah problem. Bev Cobain misalnya, seperti yang terungkap dalam bukunya “When Nothing Matters Anymore: a Survival Guide for Depressed Teens”  menyatakan, ada sekitar 18 juta penduduk Amerika mengalami problem depresi. Dua puluh persennya adalah Siswa Menengah Atas (SMA) atau usia remaja, yang rata-rata punya masalah psikiatris. Remaja yang terus menerus sedih, marah, kalut, salah paham, atau memberontak, kemungkinan besar adalah mengalami problem.
Tidak ada orangtua yang tidak sedih ketika melihat anaknya diterpa tekanan batin, patah semangat, free sex, pecandu narkotika, suka tawuran dan lain-lain. Lebih-lebih, kini kehidupan di kota-kota besar sangat mengerikan. Metropolitan sebagai simbol kota yang bebas dan “serba ada” cenderung mengiring keadaan menjadi problem remaja. Tidak salah, kalau problematika usia remaja kini semakin komplek. Akibatnya, menyebabkan keprustasian, kegagalan, bahkan kematian remaja.
Dalam bukunya “Menyentuh Hati Remaja: Bimbingan Islami untuk Mengatasi Problem-problem Remaja” Ruqayyah Waris Maqsood dengan tekun dan jeli bagaimana menerapi problem anak pada umumnya. Melalui sentuhan-sentuhan Islam, Ruqayyah berhasil mengatasi segudang problema yang dihadapi anak-anak remaja. Pengalaman terapi islami inilah membuka mata hati para remaja yang terbalut permasalahan, akhirnya keluar dan kini menjadi anak yang ditanagninya menjadi anak menyenangkan, berbahagia dan bisa menikmati usia remaja sejatinya.
Semua orang pasti pernah melewati dan merasakan usia remaja. Namun, semua orang berbeda ketika memasuki usia gejolak itu. Saat-saat kakek-nenek kita dulu remaja, sangat berbeda dengan remaja sekarang. Jadi, standar problem remaja tempo dulu berbeda sama sekali dengan problem remaja kini. Sehingga pendekatan yang dipakai harus secara up to date sesuai dengan problem yang dihadapi remaja modern.
Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah Islam sebagai keyakinan hidup telah memberikan terapi yang sangat bijak. Dan, jarang potensi ini dimanfaatkan orangtua untuk mendekati problem anaknya. Padahal, jika berbicara dengan nuansa bathin agama, anak akan dengan mudah menerima dan bangkit kembali ke jalan yang benar. Yang sering kita jumpai justru sebaliknya. Anak berbuat salah kadang-kadang malah ditekan, dihukum bahkan ada yang kelewat batas hingga diusir keluar dari rumah. Dari sudut pandang apa pun, cara seperti ini kurang tepat untuk mengatasi problem remaja. Bahkan, hal ini akan menambah problem orangtua dan bagi remaja itu sendiri
Mengatasi problem remaja memang membutuhkan kesabaran, pengalaman, dan kondisi yang tepat. Sebagai orangtua harus mengerti kapan ia harus berlaku lunak dan lemah lembut, juga kapan ia harus bersikap tegas dan didisiplin. Tidak bisa orangtua hanya bersikap kasar terus-terusan, atau sebaliknya. Pendek kata, orangtua harus sering-sering menjalin komunikasi secara dialogis. Proses dialogis yang santun dengan sentuhan agama akan menambah harmonisasi antara orangtua dan remaja.
Orangtua adalah teladan pertama bagi anak. Baik buruknya anak sangat tergantung orangtua dalam membimbing dan mengarahkan anaknya. Bahkan, ada sebuah ungkapan yang ekstrim menyatakan “anak merupakan cermin orangtua”. Meski ungkapan ini tidak bisa dijadikan pegangan, tetapi menyiratkan arti bahwa anak adalah bagian dari identitas orangtua. Sehingga orangtualah yang pertama memecahkan problem anaknya sebelum orang lain ikut mengatasinya.
Keberhasilan anak sangat tergantung orangtua. Karena orangtualah yang banyak mengerti kondisi psikis dan fisiologis seorang anak. Setidaknya, ada Lima kiat yang dapat dilakukan orangtua dalam mengatasi problem dunia remaja.
1.      Orangtua dapat mencari cara untuk mengembangkan potensi remaja itu dan mengarahkannya menjadi lebih optimal. Dengan cari ini potensi anak akan tersalurkan pada kegiatan-kegiatan yang positif, bermanfaat dan disertai dengan arahan orangtua. Selama ini banyak orangtua yang justru memberikan kebebasan anaknya, tanpa diiringi dengan bimbingan dan arahan yang tepat. Akibatnya anak menjadi salah pergaulan, salah menyalurkan kegiatan sehingga yang muncul justru persoalan-persoalan baru.
2.    Cara mengajarkan kedisiplinan, kemandirian, dan tanggungjawab. Setiap anak sejatinya dididik agar dapat mandidi dan tanggungjawab. Orangtua tidak perlu sering “memanjakan” anak agar tidak terjadi ketergantungan dengan orang lain. Orangtua dapat memberikan tanggungjawab dan berbagi peran dalam urusan keluarga. Dengan begitu anak akan terbiasa lebih disiplin pada pekerjaanya, punya rasa tanggungjawab dan mandiri.
3.      Cara menanamkan nilai-nilai akhlak karimah pada diri anak/remaja. Lingkungan keluarga adalah sarana penanaman dasar-dasar moral atau akhlak pada usia anak. Sebagai pendidikan pertama dan utama, di keluarga anak mulai dikenalkan sikap, perilaku hubungan dalam keluarga. Orangtua dapat menamkan sifat-sifat empati, rasa saling menolong, membantu, memberi dan sebagainya. Begitu pula remaja menjalin hubungan dengan kerabat, tetangga, dan teman-teman mereka. Tak jarang remaja salah pergaulan dalam menjalin hubungan tersebut.
4.      Metode membangun komunikasi yang efektif bersama remaja. Seiring dengan pertumbuhan usia remaja, biasanya orangtua mulai berkurang hubungan komunikasi dengan anaknya. Karena memasuki remaja, biasanya anak tersebut mulai banyak memiliki teman dan dalam proses mencari pengakuan/identitas diri agar tidak dicap sebagai remaja yang tidak gaul. Disaat inilah peran orangtua dibutuhkan tetap menjalin komunikasi yang intensif, untuk  menanyakan hal-hal mendasar yang semestinya orangtua ketahui. Faktanya, justru seringkali orangtua membiarkan dan terkadang bangga kalau anaknya sudah memiliki banyak teman. Padahal itu sangat berbahya jika orangtua membiarkan tanpa campur tangan.
5.      Mengajarkan pendidikan seks yang benar dan islami kepada remaja. Munculnya pergaulan bebas dikalangan remaja, menimbulkan rasa cemas orangtua dan siapa saja yang memiliki anak remana. Orangtua berkewajiban menanamkan pendidikan seks pada anak-anaknya sejak usia dini dalam lingkup keluarga. Kebebasan yang diberikan orangtua kepada anaknya seringkali menjadikan tidak terarah dengan baik. Meski begitu, orangtua juga tidak boleh terlalu kaku dan keras untuk mengekang anaknya tanpa penjelasan pemahaman yang menyadarkannya.
Dari kelima cara tersebut, barangkali masih belum cukup. Karena tingkat problema remaja saat ini begitu kompleks. Sehingga upaya pemecahannya sangat mungkin bisa variasi sesuai dengan kadar persoalan yang dihadapinya. Mengekplorasi problematika remaja memang butuh kejelian dan kesabaran yang tinggi. Sebab berbagai persoalan remaja, terutama memasuki tahap pertumbuhan, baik fisik maupun psikis, dengan segala keunikannya memerlukan pengetahuan dan pengalaman yang memadahi. Barangkali orangtua juga perlu membaca buku-buku, majalah, atau mengikuti seminar tentang remaja agar dapat menyelami berbagai problem remaja dewasa ini. Dengan bekal itulah, orangtua diharapkan bertambah pengetahuan dan pengalamannya.




BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan

Jadi dari makalah di atas dapat di simpulkan bahwa peranan orang tua sangat  penting dalam mengatur dan menjaga kehidupan anaknya khususnya para remaja. karena para remaja sendiri adalah generasi penerus bangsa.


3.2    Saran

Agar kehidupan remaja bisa lebih baik, harusnya peranan orang tua sangat di perlukan dalam mengatur para remaja saat ini yang sudah banyak terpengaruh oleh budaya barat.






Daftar Pustaka


ilmupsikologi.wordpress.com › Ilmu Psikologi